SELAMAT DATANG DI BLOG "AYU FRIDA SARI"

Kamis, 17 April 2008

ROUTING PROTOCOL

Routing Protocol Nan Unik

Routing protocol merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia komunikasi data. Terutama dalam jaringan skala besar dan Internet. IS-IS merupakan salah satu jenisnya yang cukup unik untuk dipelajari.



Apa Beda Link State dan Distance Vector?

Kedua metode pengumpul rute ini memiliki perbedaan yang sangat menonjol dalam hal algoritma yang digunakannya dalam proses pengumpulan rutenya. Distance Vector melakukan pengumpulan rute dengan cara melakukan penghitungan jumlah perangkat router yang terbentang dari titik asal menuju ke tujuannya. Artinya setiap kali sebuah informasi melewati sebuah perangkat router, maka algoritma Distance Vector akan menghitungnya sebagai satu titik perjalanan, atau yang biasa disebut dengan istilah Hop.

Semakin banyak hop yang dilewati artinya semakin banyak perangkat yang dilewati dan semakin jauh jarak yang akan di tempuh oleh sebuah data. Dengan jarak yang semakin jauh tentu data dan informasi yang ingin di sampaikan akan memakan waktu perjalanan yang lama, dengan demikian informasi tidak dapat disampaikan dengan segera. Sebuah rute yang melewati banyak hop akan diartikan sebagai rute yang kurang baik.

Setiap routing protocol yang menggunakan metode Distance Vector pasti melakukan hal yang sama dalam proses pengumpulan rutenya. Mengumpulkan rute-rute yang ada, menghitung jumlah hop yang terdapat dalam rute tersebut, dan memilihnya salah satu yang terbaik yang kemudian dimasukkan kedalam routing table. Biasanya routing protocol jenis ini memiliki keterbatasan dalam jumlah hop nya. Artinya, routing protocol ini hanya mampu mencari rute dan meneruskan informasi meneruskan data yang akan dikirim ke tujuannya.

Distance Vector biasanya digunakan dalam jaringan komunikasi data dalam skala yang kecil hingga menengah, di mana jumlah perangkat jaringan yang saling dihubungkan tidak bisa terlalu banyak karena keterbatasan jumlah hop ini. Selain itu metode Distance Vector memiliki kelemahan yaitu mengirimkan semua routing table yang dimilikinya dalam satuan waktu tertentu, sehingga jika jaringan yang dilayaninya besar, tentu tabelnya akan semakin besar. Hal ini bisa mengakibatkan bandwidth jalur komunikasi dipenuhi oleh lalulintas routing table saja.

Metode Link State bekerja dengan cara yang berbeda. Walau proses pengumpulan rutenya lebih rumit dan berat daripada metode Distance Vector, namun metode ini lebih reliabel, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat bandwidth.

Metode Link State melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Kumpulan informasi tersebut kemudian di olah untuk menghasilkan daftar-daftar rute yang ada ke suatu tujuan. Kemudian melalui perhitungan itu, semua rute yang ada dipilih salah satu yang terbaik berdasarkan semua parameter yang dikumpulkannya. Hasilnya adalah sebuah rute terbaik yang langsung dapat digunakan oleh data untuk mencapai ke suatu tujuan.

Routing protokol metode Link State akan mengetahui ketika sebuah koneksi di dalam jaringan Anda putus atau mati. Ketika ada yang putus, proses perhitungan metode ini akan segera melepaskan rute-rute yang berhubungan dengan koneksi tersebut, sehingga tidak ada data yang nyasar dan terjebak di jalur putus tersebut. Metode Link State mungkin akan memilih sebuah rute yang didalamnya terdapat banyak hop namun lebih cepat koneksinya

IS-IS Termasuk Jenis Routing Protocol Apa?
IS-IS merupakan salah satu routing protocol yang menggunakan metode Link State sebagai metode pengumpul rutenya. Karena metode yang digunakannya ini, IS-IS menjadi cukup populer digunakan pada jaringan internal berskala besar, terutama di jaringan penyedia jasa internet dan servis-servis yang berhubungan dengan itu. IS-IS juga akan melakukan pengumpulan informasi dan status dari semua link yang ada dalam jaringannya. Kemudian informasi tersebut dibentuk menjadi sebuah informasi rute yang
dapat digunakan untuk meneruskan data.

Apa Beda IS-IS dengan Routing Protocol Lain?
Selain IS-IS, juga ada routing protocol lain yang menggunakan metode Link State yang juga cukup terkenal yaitu OSPF. OSPF juga sangat populer digunakan dalam jaringan skala besar dan penggunaannya sudah sangat luas sekali, sehingga banyak yang lebih menguasai seluk beluk routing protokol OSPF dibandingkan dengan IS-IS. Antara OSPF dan IS-IS memang memiliki banyak persamaan.

Mereka sama-sama menggunakan metode Link State, sama-sama menggunakan algoritma Shortest Path First (algoritma Djikstra) dalam melakukan perhitungannya, sama-sama menggunakan konsep hirarki dalam desain jaringannya, sama-sama menggunakan system area, dan masih banyak lagi konsep yang sama antara keduanya (lebih jauh tentang OSPF dan routing protokol lain ada pada artikel “Routing Protocol Dalam Praktik” bagian 1 dan 2 edisi Juli dan Agustus 2003 bisa Anda dapatkan di CD PC Media edisi ini).

Meskipun memiliki banyak persamaan, masing-masing routing protocol ini memiliki ciri khas dan cara kerjanya sendiri-sendiri. Sehingga meskipun OSPF lebih populer, belum tentu OSPF bekerja lebih baik daripada IS-IS, begitu pula sebaliknya. Masing-masing memiliki karakteristik sendiri.

Tidak ada komentar: